Kamis, 21 April 2011

Perancangan Sistem Informasi


I. DEFINISI SISTEM
LUDWIG VON BARTALANFY.
Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu
antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.
ANATOL RAPOROT.
Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu
sama lain.
L. ACKOF.
Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri
dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.
Syarat -syarat sistem :
1. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan.
2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.
3. Adanya hubungan diantara elemen sistem.
4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih
penting drpd elemen sistem.
5. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.
Secara garis besar, sistem dapat dibagi 2 :
a. SISTEM FISIK ( PHYSICAL SYSTEM ):
Kumpulan elemen-elemen/ unsur-unsur yang saling berinteraksi satu sama
lain secara fisik serta dapat diidentifikasikan secara nyata tujuan-tujuannya.
Contoh :
- Sistem transportasi, elemen : petugas, mesin, organisasi yang
menjalankan transportasi .
- Sistem Komputer, elemen : peralatan yang berfungsi bersama-sama untuk
menjalankan pengolahan data.
b. SISTEM ABSTRAK ( ABSTRACT SYSTEM):
Sistem yang dibentuk akibat terselenggaranya ketergantungan ide, dan
tidak dapat diidentifikasikan secara nyata, tetapi dapat diuraikan elemenelemennya.
Contoh : Sistem Teologi, hubungan antara manusia dengan Tuhan.
• KARAKTERISTIK SISTEM,
a. Organisasi.
b. Interaksi.
c. Interdependensi.
d. Integrasi.
e. Tujuan pokok.
a. Organisasi
• KLASIFIKASI SISTEM.
A. DETERMINISTIK SISTEM.
Sistem dimana operasi-operasi (input/output) yang terjadi didalamnya dapat
ditentukan/ diketahui dengan pasti.
Contoh :
- Program komputer, melaksanakan secara tepat sesuai dengan rangkaian
instruksinya.
- Sistem penggajian.
B. PROBABILISTIK SISTEM.
Sistem yang input dan prosesnya dapat didefinisikan, tetapi output yang
dihasilkan tidak dapat ditentukan dengan pasti; (Selalu ada sedikit
kesalahan/penyimpangan terhadap ramalan jalannya sistem).
Contoh :
- Sistem penilaian ujian
- Sistem pemasaran.
C. OPEN SISTEM.
Sistem yang mengalami pertukaran energi, materi atau informasi dengan
lingkungannya. Sistem ini cenderung memiliki sifat adaptasi, dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga dapat meneruskan
eksistensinya.
Contoh :
- Sistem keorganisasian memiliki kemampuan adaptasi. (Bisnis dalam
menghadapi persaingan dari pasar yang berubah. Perusahaan yang tidak
dapat menyesuaikan diri akan tersingkir)
D. CLOSED SISTEM.
Sistem fisik di mana proses yang terjadi tidak mengalami pertukaran materi,
energi atau informasi dengan lingkungan di luar sistem tersebut.
Contoh : - reaksi kimia dalam tabung berisolasi dan tertutup.
E. RELATIVELY CLOSED SISTEM.
Sistem yang tertutup tetapi tidak tertutup sama sekali untuk menerima
pengaruh-pengaruh lain.
Sistem ini dalam operasinya dapat menerima pengaruh dari luar yang sudah
didefinisikan dalam batas-batas tertentu .
Contoh :
Sistem komputer. (Sistem ini hanya menerima masukan yang telah
ditentukan sebelumnya, mengolahnya dan memberikan keluaran yang juga
telah ditentukan sebelumnya. tidak terpengaruh oleh gejolak di luar sistem).
II. ANALISIS SISTEM
Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai :
Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagianbagian
komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan
mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan,
hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang
diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.
Perancangan Sistem Informasi Hal. 7
Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena
kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap
selanjutnya.
Langkah-langkah di Analisis Sistem :
Langkah-langkah di dalam tahap analisis sistem hampir sama dengan langkahlangkah
yang dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyek sistem yang akan
dikembangkan di tahap perencanaan sistem. Perbedaannya pada analisis sistem
ruang lingkup tugasnya lebih terinci.
Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang
harus dilakukan oleh Analis Sistem Yaitu sbb:
1. Identify, Yaitu mengidentifikasikan masalah
- Mengindentifikasikan penyebab masalah
- Mengidentifikasikan titik keputusan
- Mengidentifikasikan personil-personil kunci
2. Understand, Yaitu memahami kerja dari sistem yang ada
- Menentukan jenis penelitian
- Merencanakan jadual penelitian
- Mengatur jadual wawancara
- Mengatur jadual observasi
- Mengatur jadual pengambilan sampel
- Membuat penugasan penelitian
- Membuat agenda wawancara
- Mengumpulkan hasil penelitian
3. Analyze, Yaitu Menganalis Sistem
- Menganalisis kelemahan Sistem
- Menganalisis kebutuhan Informasi pemakai / manajemen
4. Report, Yaitu membuat laporan hasil analisis
Tujuan :
- Pelaporan bahwa analisis telah selesai dilakukan
- Meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan
dianalisis oleh analis sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen
- Meminta pendapat-pendapat dan saran-saran dari pihak manajemen
- Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan
selanjutnya .
III. PERANCANGAN SISTEM
Perancangan Sistem dapat dibagi dalam dua bagian yaitu :
1. Perancangan sistem sec.umum/perancangan konseptual, perancangan
logikal/perancangan sec.makro
2. Perancangan sistem terinci / perancangan sistem secara phisik.
Perancangan sistem dapat diartikan sebagai berikut ini :
1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem
2. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional
3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi
4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
5. Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau
pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesalahan yang
utuh dan berfungsi
6. Termasuk menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen
perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem
Tahap perancangan sistem mempunyai 2 tujuan utama yaitu :
1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem
2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap
kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.
Perancangan sistem secara umum
Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan
gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Desain sistem
secara umum merupakan persiapan dari desain secara terinci. Desain secara
umum mengidentifikasikan komponen-komponen sistim informasi yang akan
didesain secara rinci. Desain terinci dimaksudkan untuk pemrogram komputer
dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasi sistem. Tahap desain
sistem secara umum dilakukan setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan
dan hasil analisis disetujui oleh manajemen.
Pada tahap desain secara umum, komponen-komponen sistem informasi
dirancang dengan tujuan untuk dikomunikasi kepada user bukan untuk
pemrogram. Komponen sistem informasi yang didesain adalah model, output,
input, database, teknologi dan kontrol.

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

Perancangan sistem informasi merupakan pengembangan sistem baru dari sistem lama yang ada, dimana masalah-masalah yang terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru.
Sekarang dibahas:
-  Siklus hidup
-   Analisis Perancangan
SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI (SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLES – SDLC).
Secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem informasi adalah sbb:
  1. Analisis Sistem: menganalisis dan mendefinisikan masalah dan kemungkinan solusinya untuk sistem informasi dan proses organisasi.
  2. Perancangan Sistem: merancang output, input, struktur file, program, prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem informasi.
  3. Pembangunan dan Testing Sistem: membangun perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem dan melakukan testing secara akurat. Melakukan instalasi dan testing terhadap perangkat keras dan mengoperasikan perangkat lunak.
  4. Implementasi Sistem: beralih dari sistem lama ke sistem baru, melakukan pelatihan dan panduan seperlunya.
  5. Operasi dan Perawatan: mendukung operasi sistem informasi dan melakukan perubahan atau tambahan fasilitas.
  6. Evaluasi Sistem: mengevaluasi sejauih mana sistem telah dibangun dan seberapa bagus sistem telah dioperasikan.
Siklus tersebut berlangsung secara berulang-ulang. Siklus di atas merupakan model klasik dari pengembangan sistem informasi. Model-model baru, seperti prototyping, spiral, 4GT dan kombinasi dikembangkan dari model klasik di atas.
ANALISIS SISTEM
Alasan pentingnya mengawali analisis sistem:
  • Problem-solving: sistem lama tidak berfungsi sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu analisis diperlukan untuk memperbaiki sistem sehingga dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan.
  • Kebutuhan baru: adanya kebutuhan baru dalam organisasi atau lingkungan sehingga diperlukan adanya modifikasi atau tambahan sistem informasi untuk mendukung organisasi.
  • Mengimplementasikan ide atau teknologi baru.
  • Meningkatkan performansi sistem secara keseluruhan.
Batasan analisis sistem:
Aktifitas yang dilakukan dalam analisis sistem harus dapat menjawab pertanyaan umum, sbb:
  1. Sistem baru apakah yang akan dibangun? atau
  2. Sistem apakah yang akan ditambahkan atau dimodifikasi pada sistem lama yang sudah ada?
Untuk itu secara detail harus dijawab pertanyaan-pertanyaan:
  1. Informasi apakah yang dibutuhkan?
  2. Oleh siapa?
  3. Kapan?
  4. Dimana?
  5. Dalam bentuk apa?
  6. Bagaimana cara memperolehnya?
  7. Dari mana asalnya?
  8. Bagaimana cara mengumpulkannya?
Proposal mengadakan analisis sistem:
Berisi:
  1. Definisi yang jelas dan konsisten tentang alasan untuk analisis
  2. Definisi batasan analisis yang akan dilakukan
  3. Identifikasi fakta yang akan dikumpulkan dan dipelajari selama analisis
  4. Identifikasi sumber dimana fakta dapat diperoleh
  5. Uraian tujuan dan kendala yang mungkin dalam analisis
  6. Proyeksi kemungkinan masalah yang akan terjadi selama analisis
  7. Jadwal tentatif analisis
Sumber-sumber fakta yang dapat dipelajari untuk analisis sistem:
  1. 1. Sistem yang ada.
  2. Sumber internal lain: orang, dokumen, dan hubungan antara orang-organisasi atau fungsi ada.
  3. Sumber External: interface dengan sistem lain, seminar, vendor, jurnal, textbook dan informasi atau ilmu lain yang berada diluar sistem.
Kerangka Analisis:
  1. Analisis terhadap level pembuat keputusan (manajemen organisasi): menganalisa organisasi, fungsi dan informasi yang dibutuhkan beserta informasi yang dihasilkan.
  2. Analisis terhadap flow informasi: mengidentifikasi informasi apa yang diperlukan, siapa yang memerlukan, dari mana asalnya.
  3. Analisis terhadap input dan output.
Dalam analisis ini digunakan teknik dan alat bantu, a.l: interview, questionaire, observation, sampling and document gathering, charting (organisasi, flow, dfd, ER, OO, dll), decision table and matric.
Laporan hasil analisis:
Laporan hasil analisis harus berisi:
  1. Uraian alasan dan scope (batasan) analisis
  2. Deskripsi sistem yang ada dan operasinya.
  3. Uraian tujuan (objektif) dan kendala sistem
  4. Deskripsi tentang masalah-masalah yang belum teratasi dan potensi masalah
  5. Uraian tentang asumsi-asumsi yang diambil oleh analis sistem selama proses analisis
  6. Rekomendasi-rekomendasi sistem yang baru dan kebutuhannya untuk desain awal
  7. Proyeksi kebutuhan sumber daya dan biaya yang diharapkan termasuk dalam desain sistem baru atau memodifikasinya. Proyeksi ini termasuk kelayakan untuk proses selanjutnya.
Yang terpenting adalah bagian 6 dan 7.
Katagori aspek kelayakan:
  1. Kelayakan teknis: kelayakan perangkat keras dan perangkat lunak.
  2. Kelayakan ekonomi: apakah ada keuntungan atau kerugian, efisiensi biasa operasional organisasi.
  3. Kelayakan operasi: berhubungan dengan prosedur operasi dan orang yang menjalankan organisasi
  4. Kelayakan jadwal: dapat menggunakan model-model penjadwalan seperti PERT dan GANTT CHART. Apakah jadwal pengembangan layak atau tidak.
Hasil akhir analisis sistem (keputusan):
  1. Hentikan pekerjaan, karena proposal tidak layak.
  2. Tunggu beberapa saat, karena masih ada pertimbangan lain.
  3. Modifikasi, manajemen memutuskan untuk memodifikasi prososal dengan subsistem lain.
  4. Proses dengan syarat, ada persyaratan kelayakan.
  5. Proses tanpa syarat, semua syarat terpenuhi. Proposal diterima dan proses dilanjutkan ke desain awal.
PERANCANGAN SISTEM
Analisis sistem digunakan untuk menjawab pertanyaan what? Sedangkan desain digunakan untuk menjawab pertanyaan how? Desain berkonsentrasi pada bagaimana system dibangun untuk memenuhi kebutuhan pada fase analisis.
Elemen-elemen pengetahuan yang berhubungan dengan proses desain:
  1. Sumber daya organisasi: bertumpu pada 5 unsur organisasi, yaitu: man, machines, material, money dan methods.
  2. Informasi kebutuhan dari pemakai: informasi yang diperoleh dari pemakai selama fase analisis sistem.
  3. Kebutuhan sistem: hasil dari analisis sistem.
  4. Metode pemrosesan data, apakah: manual, elektromechanical, puched card, atau computer base.
  5. Operasi data. Ada beberapa operasi dasar data, a.l: capture, classify, arrange, summarize, calculate, store, retrieve, reproduce dan disseminate.
  6. Alat bantu desain, seperti: dfd, dcd, dd, decision table dll.
Langkah dasar dalam proses desain:
  1. Mendefinisikan tujuan sistem (defining system goal), tidak hanya berdasarkan informasi pemakai, akan tetapi juga berupa telaah dari abstraksi dan karakteristik keseluruhan kebutuhan informasi sistem.
  2. Membangun sebuah model konseptual (develop a conceptual model), berupa gambaran sistem secara keseluruhan yang menggambarkan satuan fungsional sebagai unit sistem.
  3. Menerapkan kendala2 organisasi (applying organizational contraints). Menerapkan kendala-kendala sistem untuk memperoleh sistem yang paling optimal. Elemen organisasi merupakan kendala, sedangkan fungsi-fungsi yang harus dioptimalkan adalah: performance, reliability, cost, instalation schedule, maintenability, flexibility, grouwth potensial, life expectancy. Model untuk sistem optimal dapat digambarkan sebagai sebuah model yang mengandung: kebutuhan sistem dan sumber daya organisasi sebagai input; faktor bobot terdiri atas fungsi-fungsi optimal di atas; dan total nilai yang harus dioptimalkan dari faktor bobot tersebut.
  4. Mendefinisikan aktifitas pemrosesan data (defining data processing activities). Pendefinisian ini dapat dilakukan dengan pendekatan input-proses-output. Untuk menentukan hal ini diperlukan proses iteratif sbb:
  5. Menyiapkan proposal sistem desain. Proposal ini diperlukan untuk manajemen apakah proses selanjutnya layak untuk dilanjutkan atau tidak. Hal-hal yang perlu disiapkan dalam penyusunan proposal ini adalah:
    1. Menyatakan ulang tentang alasan untuk mengawali kerja sistem termasuk tujuan/objektif khusus dan yang berhubungan dengan kebutuhan user dan desain sistem.
    2. Menyiapkan  model yang sederhana akan tetapi menyeluruh sistem yang akan diajukan.
    3. Menampilkan semua sumber daya yang tersedia untuk mengimplementasikan dan merawat sistem.
    4. Mengidentifikasi asumsi kritis dan masalah yang belum teratasi yang mungkin berpengaruh terhadap desain sistem akhir.
Sedangkan format dari proposal desain ini sangat berfariasi akan tetapi mengandung hal-hal di atas.
Prinsip Dasar Desain
Ada 2 prinsip dasar desain, a.l:
  1. Desain sistem monolitik. Ditekankan pada integrasi sistem. Resource mana yang bisa diintegrasikan untuk memperoleh sistem yang efektif terutama dalam cost.
  2. Desain sistem modular. Ditekankan pada pemecahan fungsi-fungsi yang memiliki idependensi rendah menjadi modul-modul (subsistem fungsional) yang terpisah sehingga memudahkan kita untuk berkonsentrasi mendesain per modul. Sebuah sistem informasi dapat dipecah menjadi 7 subsistem fungsional, a.l: data collection, data processing, file update, data storage, data retrival, information report dan data processing controls.
Petunjuk umum dalam desain subsistem fungsional sebuah sistem informasi:
  1. Sumber data sebaiknya hanya dikumpulkan sekali sebagai input ke sistem informasi.
  2. Akurasi sumber data sangat tergantung pada banyaknya langkah untuk me-record, collect dan prepare data untuk prosessing. Semakin sedikit langkah semakin akurat.
  3. Data yang  dihasilkan dari sistem berbasis komputer sebaiknya tidak dimasukkan lagi ke sistem.
  4. Pewaktuan yang diperlukan untuk mengumpulkan data harus lebih kecil dari pewaktuan informasi tersebut diperlukan.
  5. Perlu pemilihan cara pengumpulan data yang paling optimal
  6. Pengumpulan data tidak harus on-line, melainkan tergantung dari kebutuhan informasi.
  7. Semua sumber data harus dapat di validasi dan diedit segera setelah di kumpulkan.
  8. Data yang sudah divalidasi, sebaiknya tidak divalidasi pada proses selanjutnya.
  9. Total kontrol harus segera di cek lagi sebelum dan sesudah sebuah aktifitas prosesing yang besar dilakukan.
  10. Data harus dapat disimpan hanya di 1 tempat dalam basis data kecuali ada kendala sistem.
  11. Semua field data sebaiknya memiliki prosedur entri dan maintenance.
  12. Semua data harus dapat dicetak dalam format yang berarti untuk keperluan audit.
  13. File transaksi harus di maintain paling tidak dalam 1 siklus update ke basis data.
  14. Prosedur backup dan security harus disediakan untuk semua field data.
  15. Setiap file non sequential perlu memiliki prosedur reorganisasi secara periodik.
  16. Semua field data harus memiliki tanggal update/akses penyimpanan terakhir.

Metode perancangan dan analisis sistem (informasi)

Dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari rutinitas sebuah rumah tangga, hingga jalannya sebuah perusahaan besar, tentu tidak terlepas dari sistem informasi. saat mendengar kata sistem informasi, banyak orang pasti akan membayangkan hal-hal yang berhubungan dengan komputer, internet dan sebagainya, memang benar, namun itu adalah bagian kecil dari sistem informasi itu sendiri.
Dalam sebuah sistem informasi, terdapat banyak komponen yakni: manusia, data, proses, dan teknologi informasi itu sendiri.
Sebuah sistem informasi berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan juga menyediakan informasi sebagai suatu output, yang berguna bagi yang menggunakannya (mulai dari individu hingga perusahaan besar).
Dari definisi di atas, terlihat bahwa teknologi adalah bagian dari sistem informasi itu sendiri, dimana pemain utamanya adalah tetap kita manusia.
Untuk merancang sebuah sistem informasi yang baik, diperlukan kemampuan khusus, karena sebuah sistem melibatkan banyak komponen dan banyak pihak (stakeholders). Untuk keperluan merancang tersebut, juga diperlukan kemampuan untuk menganalisa sistem yang ada, entah sistem tersebut sudah menggunakan teknologi informasi ataupun belum.

Whitten dkk menuliskan segala hal yang berhubungan dengan perancangan dan analisis sebiah sistem secara cukup lengkap dalam buku ini.

Bagian awal menjelaskan terlebih dahulu apa itu sistem informasi, siklus, dan juga perkembangannya,diloanjutkan dengan langkah-langkah analisis, lengkap dengan tools-nya (seperti ERD, DFD, dan sebagainya), perancangan sistem dan database, modelling arsitektur sistem, hingga konstruksi dan implementasi sistem.
Penyajiannya sangat sistematis, dilengkapi dengan diagram framework untuk setiap chapter, bahasanya juga menarik, juga disertai suatu ilustrasi perancangan sistem, sebuah perusahaan bernama Soundstage. Ilustrasi tersebut melibatkan pembaca sebagai pemeran utamanya, dimana pemeran utama tersebut adalah karyawan baru di perusahaan tersebut, dan seiring meningkatnya ilmu sesuai peningkatan chapter dalam buku, pemeran utama ini memiliki tugas yang makin advanced, hingga akhirnya ia menciptakan sebuah sistem yang baik untuk Soundstage tadi.